Kamis, 07 Januari 2016

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor vital dalam kehidupan manusia. Setiap individu membutuhkan pendidikan agar meraka dapat mempertahankan hidup mereka dan juga agar mereka dapat diterima di dalam pergaulan. Sebenarnya bukan hanya manusia yang melakukan proses belajar, hewan pun sebenarnya melakukan proses belajar, hanya saja dalam prosesnya hewan lebih mengandalkan instinganya.
Pendidikan dibutuhkan untuk mencetak generasi baru yang lebih bermutu. Dengan harapan dapat memperbaiki kondisi Indonesia saat ini. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan memanusiakan manusia. Dimana dalam hal itu dimaksudkan untuk membentuk insan yang dapat mematuhi norma-norma yang ada.
Untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan itu, maka diperlukan sebuah landasan pendidikan yang diharapkan dapat membuat pendidikan berfungsi seperti apa seharusnya.        
B.       Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian landasan pendidikan ?
  2. Apa saja jenis-jenis landasan pendidikan ?
  3. Apa saja asas-asas pokok pendidikan ?
  4. Bagaimana konsep mengajar, mendidik, dan belajar ?
C.      Tujuan
  1. Untuk mengetahui apa pengertian landasan pendidikan
  2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis landasan pendidikan
  3. Untuk mengetahui apa saja asas-asas pokok pendidikan
  4. Untuk mengetahui bagaimana konsep mengajar, mendidik, dan belajar








BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Landasan Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi. Upaya memanusiakan mannusia melalui pendidikan diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup sosial budaya setiap masyarakat. Pemahaman tentang landasan pendidikan sangat penting untuk digunakan dalam mengambil keputusan dan tindakan yang tepat dalam pendididkan. Hal ini penting karena hasil pendidikan tidak segera nampak sehingga setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan harus diuji kebenarannya.
Landasan pendidikan pada hakikatnya adalah dasar-dasar, titik pijak yang melandasi operasionalisasi system pendidikan. Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi yang sesuai dengan kondisi tujuan dan cita-cita bangsa.
B.  Jenis - Jenis Landasan Pendidikan
Jenis-jenis landasan pendidikan yang berkembang antara lain :
1.   Landasan Filosofis
a.   Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah :
a)    Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
b)   Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
c)   Pragmatisme dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari  nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
d)   Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b.   Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945, sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2.    Landasan Sosiologis      
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1.  Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.  Hubungan kemanusiaan.
3.  Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4.  Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antarasekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
3.    Landasan Kultural
a.   Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nilai-nilai,dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b.   Kebudayaan Sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4.  Landasan Psikologis
a.  Pengertian Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan..
b.   Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
5.  Landasan Ilmiah dan Teknologis
a.   Pengertian Landasan IPTEK
     Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b.   Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek.
6. Landasan religius
Merupakan seperangkat asumsi yang bersumber kaidah-kaidah agama/religi yang dijadikan landasan teori maupun praktek pendidikan berdasarkan kitab suci.


7. Landasan yuridis
Merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Misal UUD, UU, PP, Keputusan Menteri, Peraturan daerah.
C.  Asas - Asas Pokok Pendidikan
            Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
1.    Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
2. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dansemangat)
3. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2.  Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat merancang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
1. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
2. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3.  Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila diperlukan.Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
D. Konsepsi Mengajar, Mendidik dan Belajar
Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang pendidik (Guru) kepada Siswa, sehingga terjadi proses belajar. Ciri-ciri hasil pengajaran yang baik adalah hasil belajar tahan lama, dan hasil belajar merupakan pengetahuan yang asli dan otentik.Mendidik adalah penggunaan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Hasil mendidik tidak dapat dilihat dalam waktu yang instan. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik.Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tetapi perlu memahami dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikannya dengan sikap dan keperibadiaan yang harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma dalam masyarakat. Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan Kognitif, Afektif dan Psykomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Agar anak didik dapat mengikuti perubahan dalam pola kehidupan, serta dalam menjalain kerjasama, maka anak didik harus dapat :
a. Belajar untuk mengenal (learning to know) cara dan sarana untuk memahami pengetahuan lebih lanjut.
b. Belajar berkarya (learning to do) untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas dan profesionalisme.
c. Belajar membentuk jati diri (learning to be) dengan mengembangkan semua potensi yang ia miliki.
d. Belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together) dengan mengembangkan pemahaman atas sejarah, tradisi dan nilai-nilai warga lain yang didasarkan atas pengakuan saling ketergantungan dalam menghadapi tantangan masa depan.
Tiap proses dalam pendidikan memiliki berbagai keterbatasan, yaitu :
1. Batas-batas Pendidikan pada peserta didik.
Intinya tiap peserta didik memiliki perbedaan kemampuan yang tidak sama sehingga hal tersebut dapat membatasi kelangsungan hasil pendidikan, solusinya pendidik harus mencari metode-metode pembelajaran sehingga dapat berkembang seoptimal mungkin.
2. Batas-batas pendidikan pada pendidik
Para pendidik sendiri memiliki berbagai keterbatasan ada yang sifatnya relatif masih bisa di tolerir dengan cara pendidik sendiri mengupayakan mengatasi keterbatasannya, namun permasalahannya jika tidak dapat di tolerir berdampak pada peserta didik itu sendiri, mereka akan tidak memahami apa yang disampaikan pendidik.
3. Batas-batas pendidikan pada lingkungan dan sarana pendidikan
Lingkungan dan sarana pendidikan merupakan salah satu penentu kualitas akhir pendidikan. Lingkungan dan sarana yang tidak memadai, akan menghambat berlangsungnya proses pendidikan. Disini pendidik harus lebih kreatif dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber proses pembelajaran




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Landasan pendidikan pada hakikatnya adalah dasar-dasar, titik pijak yang melandasi operasionalisasi system pendidikan. Terdapat beberapa jenis landasan pendidikan yaitu : landasan fisiologis, landasan sosiologis, landasan psikologis, landasan cultural, landasan ilmiah dan teknologis, landasan religius dan landasan yuridis.
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang pendidik (Guru) kepada Siswa, sehingga terjadi proses belajar. Mendidik adalah penggunaan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan Kognitif, Afektif dan Psykomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.



SUMBER PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar